CEO SIRCLO Brian Marshal di kantor SIRCLO, Tangerang, Banten, 4 Maret 2025. Tempo/M Taufan Rengganis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
-
CEO Sirclo Brian Marshal menjelaskan kendala penetrasi e-commerce di Indonesia.
-
Meski daya beli masyarakat menurun, Sirclo masih yakin transaksi e-commerce tetap berkembang.
-
Kasus penggelapan dan kebangkrutan sejumlah usaha rintisan digital turut mempengaruhi bisnis Sirclo.
BARU satu-setengah tahun bergabung dengan perusahaan multinasional PwC di Singapura, Brian Marshal memutuskan kembali pulang ke Indonesia. Saat itu pertengahan 2013.
Ia merasa pekerjaan kantoran terlalu mudah diprediksi untuk pria yang sedang haus tantangan tersebut. “Waktu itu di usia 20-an tahun, masih semangat-semangatnya,” kata Brian saat bertemu dengan Tempo di kantornya di BSD City, Tangerang, 4 Maret 2025.
Tiba di dalam negeri, Brian mulai tertarik dengan transaksi belanja online yang sedang tumbuh. Apalagi saat itu platform belanja online, seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan JD.ID, baru bermunculan. Brian ingin ikut andil membantu lebih banyak pelaku usaha berjualan online.
Dari sinilah Sirclo berdiri. “Layanan pertama kami adalah membantu pelaku usaha berjualan online, dengan membuatkan website atau membantu masuk ke e-commerce,” tutur Brian, yang juga menjabat Chief Executive Officer Sirclo. Brian, yang belajar computer science di Nanyang Technological University di Singapura itu bisa dengan mudah memberikan layanan tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
0 Komentar